Jumat, 06 Januari 2012

Anatomi, formulasi dan sediaan kosmetik kulit


1.    ANATOMI KULIT
Kulit manusia tersusun atas dua lapisan, yaitu epidermis dan dermis dapat terikat satu sama lain akibat adanya papilare dermis dan tabung epidermis.
1.   Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit manusia dan memiliki tebal yang berbeda-beda; 400-600 µm (kulit pada telapak tangan dan kaki) untuk kulit tebal dan 75-150 µm untuk kulit tipis  (kulit selain telapak tangan dan kaki, memiliki rambut). Selain sel-sel epitel, sel epidermis juga tersusun atas lapisan:
·         Melanosit, yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses melagonesis.
·         Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum tulang, yang merangsang sel limfosit T, mengikat, mengolah, dan merepresentasikan antigen kepada sel Limfosit T. dengan demikian, sel Lingerhans berperan penting dalam imunologi kulit.
·         Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris dan berhubungan fungsi dengan sistem neuroendokrin difus.
·         Keratinosit, yang secara bersusun dari lapisan paling luar hingga paling dalam sebagai berikut:
1)    Strautum Korneum, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa inti dengan sitoplasma yang dipenuhi keratin.
2)    Stratum Lucidum, terdiri atas lapisan tipis sel epidermis eosinofiilik yang sangat gepeng, dan sitoplasma terdiri atas keratin padat. Antar sel terdapat desmosom.
3)    Stratum Granulasum, terdiri atas 3-5 lapis sel poligonal gepeng yang sitoplasmanya berisikan granul keratohialin. Pada membran sel terdapat granula lamena yang mengeluarkan materi perekat antar sel, yang bekerja sebagai penyaring selektif terhadap masuknya materi asing, serta menyediakan efek pelindung pada kulit.
4)    Stratum Spinosum, terdiri atas sel-sel kuboid. Sel-sel spinosum saling terikat dengan filamen; filamen ini memiliki fungsi untuk mempertahankan kohesivitas (kerekatan) antar sel dan melawan efek abrasi. Sel-sel spinosum banyak terdapat di daerah yang berpotensi mengalami gesekan seperti telapak kaki.
5)    Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling bawah pada epidermis, terdiri atas selapis sel kuboid. Pada stratum ini bertanggung jawab dalam proses pembaharuan sel-sel epidermis secara berkesinambungan.
6)    Dermis, yaitu lapisan kulit di bawah epidermis, memiliki ketebalan yang bervariasi bergantung pada daerah tubuh dan mencapai maksimum 4 mm di daerah punggung. Dermis terdiri atas dua lapisan dengan batas yang tidak nyata, yaitu stratum papilare dan stratum reticular.
·      Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast, sel mast, makrofag, dan leukeusit  yang keluar dari pembuluh (ekstravasasi).
·      Stratum retikulare, yang lebih tebal dari stratum pilare dan tersusun atas jaringan ikat pada tak teratur (terutama kolagen tipe 1)
Selain kedua stratum di atas dermis juga mengandung beberapa turunan epidermis, yaitu folikel rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebacea.


Rambut, merupakan struktur berkeratin panjang yang berasal dari invaginasi epital epidermis, yaitu folikel rambut. Pada folikel ini terdapat pelebaran terminal yang berbentuk benjolan pada sebuah papila dermis. Pepila dermis tersebut mengandung kapiler dan ditutupi oleh sel-sel yang akan membentuk korteks rambut, kutikula rambut, dan sarung akar rambut.
Kelenjar keringat yang terdiri atas kelenjar keringat merokrin dan kelenjar keringat apokrin
·      Kelenjar keringat merokrin, berupa kenlenjar tubular sipleks bergelung dengan saluran bermuara di permukaan kulit. Selurannya tidak bercabang dan memiliki diameter lebih dari bagian sekresinya 0,4 mm. Terdapat dua macam sel mioepital yang mengelilingi bagian sekresinya, yaitu sel gelap yang mengandung granula sekretoris dan sel terang yang tidak mengandung granula sekretoris.
·      Kelenjar keringat apokrin, memiliki ukuran lebih besar (3-5 mm) dari kelenjar keringat merokin. Kelenjar ini  terbenam di bagian dermis dan hipodermis, dan duktusnya bermuara ke dalam folikel rambut. Terdapat di daerah di ketiak dan anus.
Kelenjar sebacea, yang merupakan kelenjar holokin, terbenam di bagian dermis dengan jumlah bervariasi mulai dari seratus hingga sembilan ratus per centimeter persegi. Sekret dari kelenjar sebacea adalah sebum, yang tersusun atas campuran lipid meliputi trigliserida, lilin, squalene, dan kolesterol beserta esternya.
FUNGSI KULIT
Kulit memiliki banyak fungsi, yang beguna dalam menjaga hemeostatis tubuh. Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi fungsi proteksi, ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), dan pembentukan vitamin D.
·         FUNGSI PROTEKSI
Kulit menyediakan proteks terhadap tubuh dalam berbagai cara. Keratin melindungi kulit dari mikroba, gesekan, panas, dan zat kimia.
·         FUNGSI ABSORPSI
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut lipidseperti vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida.
·         FUNGSI EKSKRESI
Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua kelenjar eksokrinya, yaitu kelenjar sebasea dan kelenjar keringat.


·         FUNGSI PERSEPSI
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan-badan ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak di dermis.
·         FUNGSI PENGATURAN SUHU TUBUH (TERMOREGULASI)
Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh melalui dua cara: pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di pembuluh kapiler.
·         FUNGSI PEMBENTUKAN VITAMIN D
Dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7 dihidroksi kolesterol dengan bantuan sinar ultraviolet. Enzim di hati dan ginjal lalu memodifikasi prekursor dan menghasilkan calcitriol (hormon yang berperan dalam mengabsorpsi kalsium makanan dari traktus, gastointestinal ke dalam pembuluh darah), bentuk vitamin D yang selektif.
Keratinitas kulit
Merupakan suatu proses pembentukan lapisan keratin dari sel-sel yang membelah. Kreatinosit dimulai dari sel basal mengadakan pembelahan, lalu sel basal akan berpindah ke atas dan berubah bentuknya menjadi sel spinosum, makin ke atas sel menjadi makin gepeng dan bergranula  menjadi sel granulosum. Makin lama inti menghilang, mengalami apoptosis dan menjadi keratinitas akan meluruh dan digantikan dengan sel di bawahnya yang baru saja mengalami keratinitas untuk kemudian meluruh kembali. Begitu seterusnya. Mekanisme pertumbuhan ini terutama dipengaruhi oleh hormon epidermal growth factor (EGF).
Pembentukan warna  pada kulit
Warna pada kulit dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu pigmentasi epidermis dan sirkulasi kapiler yang ada di lapisan dermis. Pigmentasi dipengaruhi oleh dua pigmen yaitu karoten dan melanin. Karoten yaitu pigmen merah-jingga yang berakumulasi di epidermis. Melanin yaitu pigmen kuning-coklat, atau hitam yang diproduksi oleh melantosit. Melantosit sendiri berada diantara sel-sel basal dan memiliki juluran ke sel-sel di atasnya.
Efek penuaan pada kulit
Usia yang menginjak 40 tahun akan memberi gambaran penuaan berupa perubaha-perubahan tertentu pada kulit. Kebanyakan perubahan tersebut terjadi di lapisan dermis.
·      Fibroblas, yang memproduksi serat kolagen dan elastin, akan mengalami penurunan jumlah dalam proses penuaan.
·      Sel-sel Lengerhans akan berkurang jumlahnya makrofag menjadi kurang aktif sehingga menurunkan aktifitas imun pada kulit.
·      Produksi keringat berkurang dan kelenjar sebasea akan mengecil sehingga produksi sebum akan berkurang menyebabkan kulit menjadi kering dan lebih rentan tehadap infeksi  (karena mantel asam tidak efektif).
·      Melanosit fungsional akan berkurang sehingga menyebabkan rambut berwarna putih (uban) dan figmentasi yang atipikal.
·      Dinding pembuluh darah dermis menjadi lebih tebal dan kurang permeabel.
·      Jaringan lemak adiposa menjadi longgar.
·      Proses migrasi sel basal menjadi sel permukaan berjalan lebih lambat, sehingga penyembuhan apabila ada cedera juga menjadi lama.

Hubungan fisiologi kulit dengan organ-organ lain
Sistem kulit membentuk permukaan eksternal tubuh dan melindungi dari dehidrasi, kimia lingkungan, dan pajanan terhadap agen asing. Sistem kulit dipisahkan dari sistem tubuh yang lain oleh jaringan subkutan namun tetap tehubung dengan sistem tubuh yang lain dengan sistem sirkulasi, limfatik serta sistem saraf.
a.   Sistem skeletal
Kulit mengaktifkan vit D3 (calcitriol) yang akan membantu penyerapan kalsium dan fosfor di saluran cerna.
b.   Sistem muskular
Kulit melalui produksi vit D membantu menyediakan ion kalsium yang berguna untuk kontraksi otot.
c.   Sistem saraf
Ujung saraf pada kulit akan menghantarkan signal terkait sentuhan, tekanan, suhu, dan nyeri.
d.   Sistem endokrin
Keratinosit pada kulit membantu mengaktivasi vitamin D menjadi calcitriol, sebuah hormon yang yang mempermudah penyerapan kalsium dan fosfor di saluran cerna
e.   Sistem kardiovaskular
Perubahan kimia setempat di kulit akan menyebabkan vaskular berubah (melebar atau menyempit) yang mempengaruhi aliran darah setempat.
f.    Sistem limfatik dan imunologi
Kulit adalah pertahanan pertama dalam imunitas, menyediakan sawar mekanik dan secret kimia untuk menghalau penetrasi mikroba.
g.   Sistem pernapasan
Rambut hidung berfungsi menyaring parkitel debu dari udaha yang dihirup.
h.   Sistem pencernaan
Kulit mengaktifkan vit D3 yangb akan membantu penyerapan kalsium dan fosfor di saluran cerna.
i.    Sistem saluran kemih
Ginjal menerima sebagian hormon vitamin D dari kulit dan mengubahnya menjadi calcitdiocil
j.    Sistem reproduksi
Ujung saraf di kulit dan subkutan berespon terhadap stimulus eorotik dan berkontrobusi terhadap kepuasan seksual.


2.      FORMULASI SEDIAAN
Formula pata gigi
Sebuah pasta gigi pada umumnya tersusun atas :
·         Agen Polishing (penggosok).
Merupakan salah satu bahan terpenting pasta gigi yang berfungsi untuk menghilangkan partikel makanan yang menempel pada gigi dan juga membantu menghilangkan diskolorisasi pada gigi. Pada umumnya, hampir separuh dari total berat pasta gigi adalah agen ini. Agen yang sering digunakan adalah : kapur presipitasi, trikalsium fosfat, alumunium fosfat, magnesium trisilikat, dll
·         Agen Moistener (pelembab).
Biasanya ditambahkan ke dalam pasta gigi untuk menghindarkan terjadinya pengeringan dan pengerasan pasta. Yang sering digunakan adalah : gliserin, sorbitol, propilen glikol, dll.
Berfungsi untuk membantu aksi agen polishing dengan membasahi gigi dan partikel makanan yang tertinggal di gigi juga berfungsi untuk mengemulsikan mukus (lendir). Jumlah deterjen yang digunakan bervariasi antara 1.5 – 5 % dari total berat pasta gigi. Bahan deterjen yang paling sering digunakan adalah : sodium lauril sulfat dan magnesium lauril sulfat. Berfungsi untuk membantu aksi agen dengan membasahi gigi dan partikel makanan yang tertinggal di gigi juga berfungsi untuk mengemulsikan mukus (lendir). Jumlah deterjen yang digunakan bervariasi antara 1.5 – 5 % dari total berat pasta gigi. Bahan deterjen yang paling sering digunakan adalah : sodium lauril sulfat dan magnesium lauril sulfat.
·         Agen pengikat.
Agen ini sangat esensial untuk mencegah terjadinya pemisahan bahan pasta. Yang lazim digunakan adalah:
- Pati (Starch)
- Gum tragacanth.
- Sodium alginat (Manucol SA).
- Modified Irish Moss (Sangat bagus dan menjadikan pasta sangat stabil).
- Sintetik seperti : Propilen glukol.
·         Pemanis.
Untuk memberikan rasa manis pada pasta. Yang sering digunakan adalah sakarin dengan konsentrasi antara 0.1 – 1.3 %. Gula juga dapat digunakan namun sayangnya cenderung mengkristal.
·         Flavour (Pemberi rasa).
Untuk memberikan aroma atau rasa pada pasta dan menghindarkan terjadinya rasa eneg atau mual. Selain itu juga untuk menambah kesegaran pasta. Yang sering digunakan adalah minyak peppermint.
·         Pengawet.
Bahan pengawet haruslah bersifat non toksik dan berfungsi untuk menjaga struktur fisik, kimiawi dan biologi pasta. Misalnya adalah sodium benzoat atau sodium hidroxibenzoat.
FORMULASI BAHAN
1. Kalsium karbonat 97,5 g
2. gliserin 52.5 ml
3. Sodium Lauryl Sulfat 52,5 g
4. Pulvis Gummi Arabica 1,5 g
5. Natrium Sakarin 1.5 g
6. Oleum Ment pip 7.5 ml
7. Natrium Bicarbonat 30 g
8. Menthol 150 mg
9 Sodium benzoate 270 mg
10. Aquabidest 28,5 ml
 BAHAN

1. Kalsium karbonat
2. gliserin
3. Sodium Lauryl Sulfat
4. Pulvis Gummi Arabica
5. Natrium Sakarin
6. Oleum Ment pip
7. Natrium Bicarbonat
8. Menthol
9. Aquabidest

PROSEDUR PEMBUATAN
1.            campurkan PGA dengan air aquadest 13,5 ml , aduk sampai mengental (terbentuk mucilage)
2.            tambahkan gliserin, aduk sampai homogeny
3.            tambahkan kalsiumkarbonat pada no (2) aduk sampai homogen
4.            melarutkan Na Sakari dengan air aquadest 7,5 ml
5.            tambahkan no (4) ke no (3) aduk sampai homogeny
6.            Tambahkan sodium lauryl sulfat di no (5) aduk sampai homogen
7.            Tambahkan oleum ment pip ke no (6), aduk sampai homogeny
8.            tambahkan Na Bicarbonat ke no (7), tambahkan sedikit-demi sedikit, aduk sampai homogeny
9.            tambahkan sodium benzot, aduk sampai homogen
10.         tambahkan air aquadest sedikit demi sedikit sampai terbentuk pasta yang sesuai
11.         10 taruh pasta ke tempat yang tertutup baik
12.         diamkan selama 24 jam
13.         taruh pasta gigi ditempat yang tertutup baik atau wadah tube
14.         beri etiket yang menarik.

3.             DAFTAR BAHAN AKTIF PADA KOSMETIK
1. Kalsium karbonat
Merupakan salah satu bahan terpenting pasta gigi yang berfungsi untuk menghilangkan partikel makanan yang menempel pada gigi dan juga membantu menghilangkan diskolorisasi pada gigi. Pada umumnya, hampir separuh dari total berat pasta gigi adalah calcium karbonat
2. gliserin
Humectants adalah istilah umum yang digunakan untuk menyebutkan bahan-bahan yang mampu mempertahankan air agar tidak terjadi pengeringan pada sediaan pasta dan biasa dipakai dalam basis sediaan pasta gigi . Terdapat banyak bahan yang memiliki fungsi-fungsi ini. Humectants yang sering digunakan adalah glycerin.
3. Sodium Lauryl Sulfat
SLS ini berfungsi untuk membantu aksi agen polishing dengan membasahi gigi dan partikel makanan yang tertinggal di gigi juga berfungsi untuk mengemulsikan mukus (lendir). Jumlah deterjen yang digunakan bervariasi antara 1.5 – 5 % dari total berat pasta gigi. Bahan deterjen yang paling sering digunakan adalah : sodium lauril sulfat dan magnesium lauril sulfat.
4. Pulvis Gummi Arabica
Bahan ini berfungsi sebagai bahan pengikat, bahan ini sangat esensial untuk mencegahterjadinya pemisahan bahan pasta.
5. Natrium Sakarin
Natrium sakarin merupakan bahan pemanis. Dimana rasa manis dapat mengurangi rasa pedas yang ditimbulkan oleh menthol, sehingga penggabungan kedua bahan ini dapat diterima oleh mulut
6. Oleum Ment pip
Oleum ment pip merupakan bahan pemberi rasa. Bahan ini diberikan untuk memberikan aroma atau rasa pada pasta dan menghindarkan terjadinya rasa eneg atau mual. Selain itu juga untuk menambah kesegaran pasta. Yang sering digunakan adalah minyak peppermint.
7. Natrium Bicarbonat
Natrium bicarbonate dugunakan sebagai bahan pengembang agar sedian pasta gigi lebih terlihat banyak dan bagus. Natrim bicarbonate ini juga mudak sekali didapatkan
8. Menthol
Menthol digunakan sebagai bahan pemberi aroma, hal ini dikarenakan baunya yang khas sekali, segar dalam mulut dan bahan ini sering sekali digunakan dalam pembutan pasta gigi guda harganya yang murah dan mudah sekali didapat
9.Sodium benzoat
Bahan ini digunakan sebagai bahan pengawat, karena dalam formulasi pasta gigi pengawet yang digunakan sebagai biasanya dalah sodium benzoate

DAFTAR PUSTAKA
Eddy Tano, Dipl, Chem. Eng. Teknik Membuat Kosmetik dan Tip Kecantikan. 1996 Jakarta. Penerbit Rineka Cipta

Dr. Retno Iswari Traggono, SpKK, Dra Fatwa Latifah, Apt. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. 2007. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama

Sjarif M. Wasitaatmadja. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. 1997. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta


Anonim. Farmakope Indonesia edisi IV. 1995.Jakarta. Depkes RI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar